Jakarta -
Ada satu hal baru yang menarik di DEFCON, konferensinya para hacker, yaitu para hacker diperbolehkan mengadu kesaktiannya untuk meretas satelit di luar angkasa.
Pada konferensi ini, biasanya para hacker hanya diadu untuk menjebol sistem keamanan dari barang yang ada di bumi, dari mulai komputer sampai mobil. Namun khusus untuk DEFCON 2023, para hacker diberi kesempatan untuk meretas satelit yang sudah berada di luar angkasa.
Kontes bernama Hack-A-Sat 4 ini diadakan bekerja sama dengan US Space Force, badan federal milik AS yanng mengurus bermacam hal terkait luar angkasa, dari mulai GPS, satelit komunikasi militer, dan lain sebagainya.
Ada lebih dari 380 tim yang ikut serta dalam babak kualifikasi yang digelar sejak April lalu. Namun hanya delapan tim, termasuk tim dari Australia, Jerman, Italia, dan Polandia, yang lolos ke babak final di Las Vegas, Amerika Serikat.
Oh ya, ini bukan pertama kalinya kontes Hack-A-Sat digelar. Namun dalam kontes sebelumnya, para hacker hanya meretas satelit yang belum mengorbit. Sementara kali ini, mereka diperbolehkan meretas satelit Moonlighter yang saat ini sudah diluncurkan ke luar angkasa.
Moonlighter adalah satelit yang diluncurkan memakai roket SpaceX pada 5 Juni lalu. Satelit sepanjang 30 cm tersebut memang didesain untuk bisa diretas, dan dilengkapi berbagai sistem keamanan yang bisa dijajal oleh hacker.
Demi keamanan, satelit ini memang didesain untuk bisa mengganti orbitnya, dan tim pengontrol yang ada di Bumi bisa me-reboot sistemnya untuk mengambil alih akses satelit jika sudah diretas.
Jika sesuai jadwal, Moonlighter akan mencapai orbitnya pada awal Juli. Lalu saat Hack-A-Sat 4 digelar pada Agustus, para finalis punya waktu 72 jam untuk melakukan penetration test terhadap satelit tersebut, dan kontesnya dilakukan dengan model capture the flag, alias adu cepat bisa membobol satelit tersebut.
Mungkin alasan diadakannya kontes ini adalah aksi peretasan terhadap jaringan satelit Eropa Viasat KA-SAT yang terjadi pada Februari 2022, tepat saat Rusia menginvasi Ukraina. Peretasan yang diduga dilakukan oleh militer Rusia tersebut meningkatkan kekhawatiran terhadap sistem keamanan satelit, baik itu militer maupun sipil.
Simak Video "Hati-hati! Dua Spyware Ini Ngumpet di Play Store"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)